Langsung ke konten utama

Artikel Resensi Pelatihan TIK

Resensi Novel " Ketika Cinta Bertasbih "





Identitas Buku

Judul Buku : Ketika Cinta Bertasbih 2
Pengarang : Habiburrahman El Sirazy
Penerbit : Replubika
Tahun Terbit : 2007
Warna Sampul : Hijau
Dimensi :
Panjang : 20.5 cm
Lebar : 13,5 cm
Tebal : 2 cm
Jenis Buku : Novel
Jumlah Halaman : 412 halaman
Klasifikasi Buku : fiksi


1. Isi Buku

• Sistematika
Dalam menyajikan sebuah novel Dwilogi Pembangun Jiwa ini yang berjudul “Ketika Cinta Bertasbih” ini sang penulis memaparkan berbagai alur cerita dengan pembagian pada masing-masing judul untuk lebih memparmudah pembaca dalam menikmati novel ini, dimana dalam penyajiannya juga sang penulis menyertakan sumber pengetahuan yang cukup jelas untuk lebih memperkuat dalil yang tercantum Karen mengingat Novel ini adalah novel Pembangun Jiwa dalam mengarungi hidup lebih Indah dengan penuh Rakhmat dari Allah SWT.

• Sinopsis

Lulus S-1 dari sebuah perguruan tinggi yang memiliki pengaruh wibawa “kealiman”, tidak menyebabkan Azzam mendapat kemudahan dalam segala urusan. Dia bahkan gamang untuk mendapatkan pekerjaan yang pas. Belum lagi cibiran tetangga yang mengira bahwa lulusan Al-Azhar University otomatis menjadi kiyai, atau ulama besar. Itu kenapa sang ibu menjadi gelisah, bahkan menyuruh adik Azzam, Husna untuk mencarikan pekerjaan, apa saja yang penting asal kesannya bekerja, keluar dari rumah.
Dengan latar belakang pengalaman berwirausaha selama di Mesir, Azzam pun tidak patah semangat untuk membangun usahanya sendiri. Tetapi bagaimana dengan menikah, hal yang selalu disinggung oleh ibunya. Wanita yang ia dambakan, Anna Althafunnisa telah dipinang sahabatnya sendiri. Sedangkan dengan Eliana yang jelas-jelas menaruh hati padanya belum bisa ia terima, karena ia masih mendambakan wanita muslimah. Azzam pun berusaha mencari tambatan hatinya, walaupun cukup banyak hambatan yang ia hadapi, apalagi ditambah ibunya yang meninggal dunia karena kecelakaan saat dibonceng naik motor yang kemudian membuatnya hampir putus asa. Namun Allah berkehendak lain pada suatu ketika di mana pernikahan Anna Althafunnisa akhirnya cerai dan Azzam ditawari ayahnya Anna Althafunnisa untuk menjadi suaminya. Sebaik dan sehebat apapun usaha manusia tentu semua kembali kepada takdir Tuhan kalau memang Tuhan mengizinkan semua bisa terjadi. Kalau kita selalu berlaku ikhlas segalanya karena Allah dan mengharap ridha-NYA pasti Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita juga pasangan kita karena Allah maha tahu akan segala sesuatu di luar batas kemampuan manusia.

2. Keterbacaan
Novel pembangun jiwa ini memang cocol sekali untuk dikonsumsi oleh kalangan remaja yang akan menjalani kisah cinta yang berbunga-bunga mengingat usianya yang masih muda. Tetapi untuk orang tua juga tidak mengikat. Sebagai penambahan ilmu saja, karena dalam buku tersebut, banyak sekali pelajaran-pelajaran, ilmu-ilmu agama Islam yang memang perlu sekali dalam menjalin kehidupan yang harmonis antar sesame.


3. Mutu
• Kelebihan
1. Merupakan novel “Best Seller”.
2. Ilmu yang terkandung banyak dan berguna sekali.
3. Cerita yang benar-benar terlihat nyata sehingga amanah yang disampaikan dapat terserap dengan baik.
• Kelemahan.
 Mungkin kalau Novel Dwilogi ini dijadikan Trilogi mungkin cerita yang akan disampaikan akan lebih menarik dan dapat mengungkapkan cerita dengan penuh baik, mengingat cerita yang ada terasa dapat dilanjutkan sehingga carita lebih menantang dan amanahnya lebih mengena.

4. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan

Berbagai amanat sebagai novel pembangun jiwa telah ia sampaikan sehingga sangat bermanfaat untuk kehidupan nyata. Mulai dari menjalin kerja sama, tolong-menolong, hingga persiapan untuk medirikan sebuah mahligai rumah tangga yang harmonis.

Saran

Penciptaan novel-novel seperti ini kalau dibuat lebih menarik lagi pasti akan terlihat semakin apik. Cerita lebih di selesaikan dengan Happy Ending yang baik, tidak menggantung.
Amanah yang baik supaya lebih ditekankan ke pembaca sehingga semua pembaca pastinya kalau melaksanakan segi-segi positif yang ada pasti kehidupan di masyarakat akan berjalan dengan baik dan semakin harmonis.

http://uny.ac.id
http://library.uny.ac.id


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tokoh Seni Rupa Indonesia

Ada banyak seniman yang terlahir dari bangsa Indonesia. Tak cukup tentu jika semuanya dicatatkan pada artikel kali ini. Oleh karena itu, kami hanya menuliskan beberapa di antaranya yang mungkin bisa mewakili betapa hebatnya bangsa ini dalam menciptakan sebuah kesenian yang disukai dunia. Berikut adalah beberapa  tokoh seni rupa Indonesia  yang kami maksud tersebut. 1. Basuki Abdullah (Pelukis) Basuki Abdullah seorang tokoh seni rupa Indonesia yang lahir di Surakarta, 27 Januari 1915. Ia merupakan salah seorang pelukis maestro dengan  aliran seni rupa  realis dan naturalis. Meninggal pada umur 78 tahun tepatnya pada 5 November 1993, ia pernah diangkat menjadi salah seorang pelukis resmi istana negara pada masa kepemimpinan presiden Soeharto. Karya-karya yang terlahir dari tangannya begitu dikenal hingga ke seluruh penjuru dunia. Lukisannya menjadi barang buruan langka yang dicari oleh banyak orang. Beberapa contoh lukisan yang pernah dibuat olehnya antara lain berjudul Lukis

Sejarah Seni Rupa Indonesia

Sejarah seni rupa di Indonesia tidak dapat di uraikan tanpa mengaitkan dengan sejarah perkembangan budayanya, keduanya saling mengikat satu sama lain. Seni rupa merupakan bagian dari budaya di setiap Negara, begitupun sebaliknya didalam proses berkesenian tidak dapat lepas dari budaya itu sendiri. Oleh karena itu perkembangan sejarah seni rupa di bagi menjadi beberapa bagian, seni rupa pra-sejarah, seni rupa hindu budha, seni rupa islam, dan seni rupa modern. 1. Seni Rupa Pra-Sejarah Dilihat dari segi arkeologis, seni rupa zaman pra-sejarah di bagi mulai dari zaman batu, zaman logam dan zaman batu besar: -Zaman batu Karya seni rupa yang ditemukan meliputi seni bangunan, seni kerajinan, seni lukis, seni patung. Semua karya masih kurang sempurna mengingat alat dan bahan masih sangat sederhana serta pengetahuan manusia masih terbatas. -Zaman Logam menghasilkan kerajinan dari perunggu seperti genderang, kapak, bejana, dan patung, pada saat itu manusia mampu membuat ornam